Powered By Blogger

Welcome

Assalamualaikum wr wb

Kata pertama yang saya ucapkan adalah "Welkom" Selamat Datang di Antillez Blog. Semoga kalian menikmati isi yang ada di Blog saya.

Kamis, 03 November 2011

Polemik Komodo

Hey all pasti tau dong berita yang sedang hangat-hangatnya diberitakan di seluruh Indonesia? Ya, jawabannya adalah "Pulau Komodo". Gue disini akan mengulas berita tentang Pulau Komodo yang mungkin sudah kalian ketahui ataupun belum kalian ketahui, langsung aja ke beritanya

Komodo dan Nasionalisme Buta Kita

Di tengah minimnya kabar baik, berita soal komodo masuk sebagai salah satu nomine 7 Keajaiban Dunia Baru oleh New 7 (Seven) Wonders of Nature tentu membuat bahagia. Setidaknya, akan ada satu lagi kekayaan Indonesia yang mendapat pengakuan dari dunia internasional.

Maka, berbondong-bondonglah berbagai figur publik menyerukan agar bangsa Indonesia menunjukkan nasionalismenya lewat mendukung komodo. Caranya? Dengan mengirim SMS ke 9818. Awalnya, SMS dukungan ini bernilai Rp 1000, sekarang, demi menggalakkan dukungan, SMS-nya hanya dikenai biaya Rp 1.

Pendukung kampanye ini tidak main-main. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi duta resmi pemenangan Pulau Komodo. Dari DPRD Manggarai Barat, sembilan hakim agung Mahkamah Konstitusi, MPR, berbagai pimpinan media massa dan pengusaha nasional, selebritas semacam Fadli 'Padi' dan RAN, Slank, bahkan sampai Presiden SBY pun menyerukan dukungan.

Kerjasama dengan empat provider telekomunikasi pun dilakukan demi melancarkan pemilihan via SMS. Saking menggilanya jumlah kiriman SMS untuk memenangkan Pulau Komodo, penyedia layanan SMS Mobilink pun sampai menaikkan kapasitas servernya. Bisa dipastikan, menjelang masa berakhirnya masa pemilihan pada 11 November nanti, dukungan akan semakin meningkat.

Jusuf Kalla memperkirakan, Pulau Komodo membutuhkan 30 juta suara untuk menang. Nah, sudah berapa banyak dukungan yang diperoleh Pulau Komodo sampai sekarang? Ketua Pendukung Pemenangan Komodo, aktivis lingkungan Emmy Hafild mengaku saat ini pendukung Komodo sudah mencapai puluhan juta, meskipun tidak boleh disebutkan detail berapa tepatnya voters yang mendukung Komodo.

Alasannya, "Peraturan dari panitia penyelenggara The 7 Wonders melarang peserta memberikan rincian voters karena kompetisi ini tidaklah menggunakan penghargaan juara satu, dua dan tiga," Jelas Emmy Hafild kepada wartawan.

Maladewa termasuk salah satu negara yang masuk dalam nomine 7 Keajaiban Dunia Baru ini, tapi kemudian memutuskan mundur. Alasannya? Seperti tercantum dalam situs resmi pemasaran dan hubungan masyarakat Maladewa, bahwa penyelenggara tidak transparan dalam menjelaskan bagaimana cara mereka menghitung dukungan.

Itu baru satu alasan. Yang lainnya adalah biaya-biaya tak terduga yang terus meningkat jumlahnya. Mereka menyebut harus membayar sponsor platinum mencapai $350 ribu; dua biaya sponsor emas dengan total $420 ribu, mensponsori tur dunia dengan menerima kunjungan delegasi, menyediakan perjalanan balon udara, penerbangan, akomodasi, kunjungan wartawan; biaya $1 juta dolar bagi penyedia layanan telepon untuk berpartisipasi dalam kampanye New7Wonders; dan $1 juta lagi agar maskapai Maladewa bisa menempelkan logo New7Wonders di pesawat-pesawat mereka.

Biaya-biaya ini sangat besar hanya demi sebuah predikat 'ajaib'. Toh selama ini reputasi komodo sebagai tujuan wisata dunia juga sudah diakui.

Selain itu, bukankah biaya jutaan dollar itu bisa lebih baik digunakan untuk sebuah kampanye wisata Indonesia yang terencana (semacam Malaysia dengan Truly Asia-nya atau Thailand lewat Amazing Thailand-nya) daripada demi membayar biaya-biaya lisensi pada sebuah perusahaan yang tidak jelas reputasinya?

Yang perlu diingat lagi, bahwa lembaga New7Wonders yang mengadakan kompetisi ini sama sekali tidak terhubung dengan lembaga UNESCO di bawah PBB.

UNESCO sudah lebih dulu menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia pada 1986.

Bahkan, UNESCO sampai mengeluarkan pernyataan tersendiri demi menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan dengan penetapan Situs-Situs Warisan Dunia sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh New7Wonders (Pernyataan resmi dari UNESCO bisa dibaca di sini).

Sejak 2007, UNESCO menyatakan bahwa mereka sudah berkali-kali diajak bekerjasama oleh organisasi milik Bernard Weber ini, tapi mereka memilih untuk tidak berpartisipasi. Lembaga PBB biasanya menggunakan bahasa-bahasa yang diplomatis.

Maka ketika UNESCO mengatakan, "tidak ada yang bisa dibandingkan antara kampanye media yang dilakukan Tuan Weber dengan pekerjaan ilmiah dan proses pendidikan yang kami lakukan di UNESCO sehingga menghasilkan daftar situs-situs Warisan Dunia," itu artinya mereka sedang memberi peringatan keras akan cara kerja lembaga ini.

Lalu, kenapa kita masih ngotot memenangkan komodo dalam kompetisi yang tidak jelas cara penjuriannya ini? Yang jika kita menang pun, kita masih harus membayar biaya-biaya tinggi demi meraih pengakuan internasional?

Sebegitu hauskah kita akan pengakuan internasional dari lembaga yang reputasinya tidak jelas? Apa yang menurut Anda membuat berbagai figur publik seolah terbutakan akan fakta-fakta yang tersedia dan secara membuta mendukung komodo?
Nah sekarang gue mau share peringkat dari voting sms Komodo
WOW!! Komodo Melejit ke Urutan Tiga Keajaiban Dunia 

TEMPO Interaktif, Jakarta - Posisi Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus melejit. Hanya dalam hitungan jam, posisi Pulau Komodo dari urutan lima meningkat ke posisi tiga dalam ajang New 7 Wonders (Tujuh Keajaiban Dunia).



"Saat ini, Pulau Komodo berada pada posisi tiga," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Abraham Klakik, yang dihubungi Tempo dari Jakarta, Rabu, 2 November 2011. Posisi Pulau Komodo ini berada dibawah Kadal Hijau atau kadal air dari Malaysia dan Gajah Putih dari Thailand.

Abraham menambahkan, Pulau Komodo berhasil menggeser Sungai Puerto Princize di Filipina, Hutan Amazon di Amerika Serikat, serta Gunung Kilimanjaro di Tanzania yang sebelumnya berada di atas Taman Nasional Komodo.

Pagi tadi Pulau Komodo dari Indonesia menempati urutan kelima dari 28 finalis setelah Hutan Amazon di Amerika Serikat, Gunung Kilimanjaro di Tanzania, dan Sungai Puerto Princize di Filipina.

Walaupun berada di posisi tiga, Abraham mengaku posisi Pulau Komodo belum aman, meski waktu untuk memberikan dukungan hanya tersisa 10 hari. Abraham menghimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya NTT, agar terus memberikan dukungan kepada komodo melalui vote ke 9818.

Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh pemerintah pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa yang dipisahkan oleh Selat Sape.


Nah sekarang gue akan ngeshare tentang kejanggalan-kejanggalan dalam New7Wonders


NEWS : Sejumlah Kejanggalan dalam Vote SMS Komodo

Jakarta - Pakar telematika dari UIN Abimanyu 'Abah' Wachjoewidajat menilai ada sejumlah kejanggalan dalam vote SMS dukungan pulau Komodo itu. Keganjilan itu menurut Abah, dimulai saat gembar gembor di media jejaring sosial, twitter bahwa SMS Komodo ke 9818 gratis, namun pada kenyataannya tidak gratis melainkan bayar Rp 1.000.

"Pihak yang tadinya menyatakan bahwa SMS Komodo gratispun menjadi bungkam. Di saat awal SMS Komodo tidak dipermasalahkan akan tetapi saat SMS penyedotan pulsa menjadi marak kemudian pak Jusuf Kalla (JK) akhirnya menyatakan bahwa SMS Komodo diturunkan tarifnya menjadi Rp 1," ujar Abah melalui rilisnya kepada detikcom, Rabu (2/11/2011).

Tetapi sebelum pernyataan JK tersebut (Tarif SMS Rp 1) ternyata sudah ada sekitar sejutaan orang yang mengirim SMS Komodo saat tarifnya masih Rp1000. Itu berarti pengelola SMS Komodo mendapatkan pemasukan Rp 1 Miliar yang tentu penggunaan uang ini perlu dipertanyakan kemana? Mengingat pemerintah sudah membayar US$ 199 untuk menjadi OSC (Official Supporting Committee) dan tagihan dari N7W sebesar US$ 10 juta ke pemerintah Indonesia sudah dibatalkan karena kita menarik diri sebagai tuan rumah.

"Dengan demikian tidak perlu ada pembayaran ke N7W lalu uang Rp 1 M yang sudah terkumpul tersebut akan dikemanakan? Menjadi milik CP yang bersangkutan serta Operator Selular? Atau siapa? Selayaknya menurut saya seluruhnya disumbang ke Pulau Komodo untuk pelestarian, perawatan dan lainnya," terang Abah.

JK menjelaskan bahwa vote untuk Komodo bisa dengan 2 cara yakni SMS dan Internet. Tetapi menurut Abah, hal itu adalah informasi yang salah karena SMS Komodo tersebut mengirim jawaban (via SMS juga) dengan mereferensi agar pelaku vote mengunjungi situs www.pilihkomodo.com. Dimana didalamnya dijelaskan bahwa untuk vote Komodo harus masuk ke situs N7W dan yang kemudian melakukan tahapan vote.

"Akan tetapi tanpa sama sekali ada relevansinya dengan SMS Komodo. Lalu apa gunanya SMS Komodo kalau akhirya harus vote di internet juga?" terangnya.

Menurut Abah, meski dengan harga hanya Rp 1 sekalipun bila ada 100 juta SMS Komodo tetapi penggunanya tidak bisa akses ke internet, bisa dibayangkan bahwa saat itu pengelola SMS Premium 9818 langsung mendapatkan Rp100.000.000, tetapi kemudian tidak ada manfaatnya bagi pertambahan vote untuk Komodo di N7W. Sehingga menurut Abah jelas itu sia-sia.

"Pada berbagai informasi N7W sejauh ini saya hanya menemukan 1 cara untuk vote yakni ke situs N7W dengan mengisi data seperti Nama, Email, Alamat dan lain-lain, dimana email tersebut kelak akan diverifikasi (program N7W akan otomatis melakukan cek keabsahan email tersebut). Tujuannya agar vote menjadi valid yakni 1 email sama dengan 1 vote," terangnya.

"SMS Komodo tidak dibatasi 1 orang 1 SMS, sedangkan vote N7W, 1 email sama dengan 1 vote. Berarti bila voter SMS Komodo memiliki email dan bisa akses internet tetapi vote SMS Komodonya lebih dari satu kali, bisa dipastikan bahwa SMS yang berkali-kali itu akan sia-sia," terangnya.

Selain itu, Abah juga menyoroti adanya isu yang tersebar di masyarakat bahwa Komodo perlu kita vote banyak demi mengalahkan Kadal air dari Malaysia yang juga masuk sebagai 28 finalis N7W. Menurut Abah pernyataan tersebut bohong belaka, karena setelah melakukan pengecekan di internet ternyata Kadal Air Malaysia tidak ada dalam daftar 28 finalis.

"Lalu mengapa ada gosip seperti itu? Saya rasa isu tersebut dikembangkan oleh mereka yang mencoba menangguk keuntungan dari SMS Komodo ini. Karena isu Indonesia vs Malaysia selalu menjadi ajang pertarungan yang sengit dan penyebar Hoax tersebut cukup pintar memanfaatkan emosi masyarakat yang terpancing pada persaingan tersebut sehingga lalu mengirim SMS," papar Abah.

Keadaan semakin berkembang di mana pemerintah Indonesia kemudian melakukan investigasi keberadaan pengelola N7W dan kenyataannya itu alamat fiktif. Selain itu alamat yang dimaksud hanyalah suatu museum sepi yang buka hanya pada Juni-Agustus.

"Berarti kepengurusan N7W sepertinya fiktif bukan virtual. Dan saya sepaham dengan pendapat itu karena suatu alamat domain institusi yang mengacu pada alamat fisik 'yang dikirim oleh manusia dan dikatakan ada manusianya' hanya valid apabila ada isi manusia di tempat itu (pada jam kerja) dan memang ada pengurus validnya,' terangnya.

Namun anehnya justru JK seolah menyanggah perlunya keberadaan alamat riil dengan alasan ini sudah zaman digital dan semua serba virtual. Dari pernyataan JK tersebut menurut Abah jelas bahwa justru mungkin JK hanya mengira telah mengerti telematika, tetapi sebenarnya masih gaptek.

"Karena seberapa virtualnya suatu alamat digital akan tetap harus ada komputer, server, gateway, printer dan berbagai perangkat komputersasi lain yang hanya bisa dioperasikan manusia dan selayaknya ada manusia yang mengelola itu. Dan itu berarti harus jelas lokasinya," imbuhnya.

Nah yang ini berita tentang Misteri New7Wonders yang udah berhasil diungkap pemerintah Indonesia


Misteri New7Wonders

Liputan6.com, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, membeberkan misteri Yayasan New7Wonders, penyelenggara tujuh keajaiban dunia yang di antaranya menomisasikan Taman Nasional Komodo. Bahkan, Duta Besar RI di Swiss Djoko Susilo menegaskan bahwa pihaknya meragukan Yayasan New7Wonders

"Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss, merasa perlu untuk memberikan penjelasan sebagai berikut," kata Djoko dalam surat elektronik bertanggal 31 Oktober 2011. Dan inilah kronologi yang dimaksud Djoko.

1. Desember 2007, N7W mengumumkan peresmian kampanye. Pada tahap awal terpilih tiga destinasi wisata Indonesia dan yang masuk nominasi adalah Taman Nasional Komodo, Danau Toba, dan Anak Gunung Krakatau, bersama dengan 440 nominasi dari 220 Negara.

2. Agustus 2008, Indonesia mendaftar sebagai OSC dan membayar biaya administrasi masing-masing destinasi USD 199.

3. Pada 21 Juli 2009, Taman Nasional Komodo menjadi Indonesia National Nominees dan menjadi salah satu dari 28 nominasi finalis.

4. Februari 2010, pihak N7W menawari Indonesia untuk menjadi tuan rumah deklarasi N7W yang akan dilaksanakan pada 11 November 2010.

5. Setelah menjajaki dan beberapa kali mengadakan pertemuan, pada 25 November 2010 Indonesia menyatakan berminat menjadi tuan rumah.

6. Pada 6 Desember, pihak N7W menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah dengan 'liscense fee' sebesar 10 juta dolar AS.

7. Pada 29 Desember 2010, N7W mengeluarkan ancaman melalui Kepala Komunikasi N7W Eamon Fitzgerald yang memberikan batas waktu sampai 31 Januari 2011 kepada pemerintah Indonesia, untuk menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah. Jika sampai batas waktu itu tidak ada ketegasan, maka N7W akan menangguhkan status Taman Nasional Komodo sebagai finalis N7W.

8. Todung Mulya Lubis, kuasa hukum Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (dahulu Kembudpar) RI, pada 2 Februari 2011 melayangkan surat elektronik kepada N7W dan memprotes rencana eliminasi TNK sebagai finalis. Lima hari kemudian, surat itu ditanggapi pengacara N7W yang beralamat di London. Isinya, TNK tidak tereliminasi, melainkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) tak lagi bisa menjadi official supporting committee (OSC).

9. Pada 11 Februari 2011, Todung Mulya Lubis mengirim surat via e-mail lagi dan meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) untuk kembali menjadi OSC. Surat kedua itu tidak dijawab.

10. Tetap masuknya TNK sebagai finalis tanpa keikutsertaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenbudpar) sebagai OSC itu membuat harga diri bangsa dilecehkan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mewakili Pemerintah Indonesia tak boleh ikut mempromosikannya.

11. Pekan lalu, Maldives (Maladewa), satu dari 28 finalis, menarik diri dari kompetisi yang diselenggarakan N7W itu. Negara kepulauan kecil dekat Sri Lanka itu menarik diri karena urusan finansial yang dibebankan N7W.

12. Pada 28 April 2011, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kratif mengutus satu delegasi beranggotakan delapan orang yang terdiri dari pejabat kementerian, seorang pengacara dari Kantor Pengacara Lubis, Santosa & Maulana, dan beberapa wartawan nasional untuk menyelidiki keberadaan N7W.

13. Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, membantu delegasi dari Jakarta untuk penyelidikan itu. Duta Besar Djoko Susilo sejak pertama kali datang di Swiss telah berhubungan dengan pemimpin redaksi harian nasional Swiss dan selalu mempertanyakan kredibilitas Yayasan N7W. Sangat diherankan para pemimpin redaksi harian nasional Swiss tidak mengenal keberadaan Yayasan N7W.

14. Tim dari Jakarta yang dibantu staf KBRI Bern mengadakan kunjungan ke alamat yang tertulis sebagai kantor Yayasan N7W: Hoschgasse 8, PO Box 1212, 8034 Zurich. Ternyata kode pos dari alamat yang diberikan tidak sesuai. Seharusnya alamat itu adalah: Hoschgasse 8, PO Box 1212, 8008 Zurich, di mana terdapat Museum Heidi Weber yang diarsiteki Le Corbusier dan selesai dibangun pada 1967. Museum itu hanya buka pada musim panas (Juni, Juli, Agustus) dari jam 14.00-17.00.

15. Tim dari Jakarta juga mendatangani kantor Pengacara Patrick Sommer dari Kantor Pengacara CMS von Erlach Henrici Ltd, untuk mendapatkan bantuan.

16. Sebagai yayasan, keberadaan N7W cukup unik. Yayasan ini tak jelas alamatnya, kecuali alamat e-mail-nya, hanya tertulis N7W berdiri di Panama, berbadan hukum Swiss, dan pengacaranya berada di Inggris.

17. Masyarakat Swiss sendiri tidak mengenal Yayasan N7W, dan yayasan ini bukan bagian dari UNESCO.

18. Sebagaimana diketahui, pada 1991, Taman Nasional Komodo bersama Taman Nasional Ujungkulon, Candi Borobudur, dan Candi Prambanan, oleh UNESCO dimasukkan sebagai warisan dunia. Karena reputasi UNESCO sebagai badan khusus PBB yang didirikan pada 1945 itu jauh melampaui N7W, ada baiknya kita tidak terpancing oleh aturan main N7W.

Tapi tanpa kehadiran New7Wonders, Komodo pun akan tetap dan selalu dikenal di seluruh dunia

Tanpa new7wonders, Komodo tetap dikenal

Cantiknya, Foto 'Jurassic Park' Komodo NASA

Berkunjung ke Pulau Komodo bagai memasuki Jurassic Park

VIVAnews -- Foto bidikan Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA ini sangat cantik: berlatar laut berwarna biru tua, pulau-pulau besar yang berwarna zamrud, dikelilingi pulau-pulau kecil yang bersinar bak permata biru.

Itu adalah gambar Tamana Nasional Komodo yang diambil dari luar angkasa melalui satelit Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (ASTER).


NASA juga memberi keterangan pada tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Pandar, dan Pulau Rinca. "Didirikan pada 1980, Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga pulau besar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya," demikian pengantar yang diberikan NASA.

Meski awalnya bertujuan melindungi Komodo, 'dinosaurus terakhir di muka Bumi', taman nasional juga melindungi ekosistem darat dan laut di sana. Pada 1986, UNESCO mengakuinya sebagai warisan dunia (world heritage).



Satelit ASTER, jelas NASA, mengambil gambar taman nasional itu pada 20 Juli 2000. Gambar NASA mendekati warna aslinya. Biru menunjukkan air lait, abu-abu mewakili tanah kosong, dan hijau adalah penanda vegetasi.

Masih menurut NASA, Komodo atau Varanus komodoensis adalah kadal terbesar di dunia. Beratnya rata-rata 70 kilogram. Dengan penglihatan tajam, gigi setajam pisau, liur beracun, dan kemampuan berburu luar biasa. Komodo bisa bergerak dengan kecepatan 20 kilometer per jam.

Foto kedua bidikan NASA -- dengan latar biru tua dan pulau berwarna kecoklatan -- menunjukkan tiga Pulau yakni Sumbawa, Komodo, dan Sangeang yang diambil pada September 1995.



Lebih dekat, lebih indah

Mendapat dua pengakuan dari UNESCO -- sebagai warisan dunia sekaligus cagar alam dan manusia, baru sedikit warga Indonesia yang berkunjung ke sana. Baru belakangan ini warga Indonesia antusias peduli dan membicarakan Komodo: soal kampanye New7Wonders, juga soal kontroversinya.

VIVAnews baru-baru ini berkesempatan mengunjungi habitat asli Komodo. Dari atas pesawat yang terbang tak terlalu tinggi, keindahannya taman nasional sudah memukau -- hijaunya pepohonan, laut yang biru, pulau-pulau kecil dikelilingi nuansa gradasi biru.

Namun, kondisi Bandara Labuan Bajo kontras dengan segala keindahan itu. Bandara kecil, dengan fasilitas seadanya. Pengelolaan pariwisata di wilayah itu juga tanggung, akibatnya wisatawan yang berkunjung harus merogoh kocek dalam untuk membayar transportasi, juga menyewa kapal. Tak heran di sepanjang perjalanan laut, lebih banyak terlihat turis asing yang menikmati keindahan alam di sekitar taman nasional.

Memasuki taman nasional, belum tentu langsung bertemu dengan Komodo. Saat itu, binatang purba itu baru ditemui di kedalaman 200 meter dari pintu masuk taman nasional.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Sustyo Iriyono mengakui, sampai saat ini lebih banyak turis asing yang ke sana daripada turis domstik.

Sustyo menambahkan, turis berdatangan ke sekitar taman nasional untuk melakukan dua hal: menyelam dan tracking. Di sekitar Pulau Komodo ada 40 spot diving yang istimewa. Ada gua laut, bukit laut, juga aliran air yang deras.

Karena Komodo adalah top predator, karnivora, pengunjung didampingi penjaga atau ranger. "Karena ini wildlife (alam liar), bukan taman safari atau kebun binatang," kata Sustyo, membantah anggapan mengunjungi taman nasional berbahaya.

Di situ lah indahnya berwisata ke habitat asli Komodo. Ada sensasi petualangannya. "Orang asing tak pernah mempermasalahkan, mereka selalu puas. Hanya, yang masalah justru orang Indonesia, yang tidak bisa membedakan taman safari dan taman nasional."

Sensasi itulah yang membuat Komodo dijuluki 'Real Jurassic Park'.

Nah sekarang coba kita pikirkan apakah Nasionalisme baru tumbuh jika ada suatu hal yang terkenal di Indonesia? Seharusnya dengan atau tanpa masuknya Pulau Komodo di Nominasi New7Wonders of Nature kita harus tetap melestarikan dan menjaga Pulau Komodo juga harus melestarikan semua peninggalan sejarah di Indonesia. Yakinlah bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki beraneka ragam kekayaan oleh sebab itu kita sebagai anak bangsa harus ikut menjaga dan melestarikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar